Friday, April 19, 2024
Home > Literasi > Cerita > Cinta untuk Lara

Cinta untuk Lara

anak tuli

Gadis kecil itu berlari mendekati seorang perempuan. Ia menyentuh punggung tangan perempuan itu dengan bibir mungilnya. Kemudian ia tarik tangan itu dengan lembut. Mata sipitnya mengerjab indah, polos, dan tulus.Senyumnya mengembang, memperlihatkan gigi-giginya yang kecil, rapi, dan terawat. Mulutnya bergerak-gerak, mengeluarkan kata-kata dengan bunyi yang tidak jelas. Namun, perempuan itu memahaminya.

“Ibu juga sayang padamu,” ucap perempuan itu pada anaknya. Direngkuhnya gadis kecil itu dalam dekapnya. Lara, nama gadis kecil itu. Ia dekap lebih erat tubuh perempuan itu.

*

Dayu tahu gunjingan itu ditujukan untuknya.

Tiap kali ia melewati warung sayur di ujung gang kecil itu, ia bisa melihat perempuan-perempuan berkumpul, yang intonasi suaranya mulai menurun, berbisik-bisik. Tatapan sinis menuju ke arahnya.

Senyum dan sapaan yang kerap ia lemparkan ke kelompok perempuan itu tidak pernah terbalas. Pada akhirnya, ia lebih memilih berjalan dengan lebih cepat dan menyembunyikan wajah sedalam-dalamnya pada jilbab lebar yang hampir menutupi sebagian tubuhnya.

Lara juga kerap menjadi korban dalam situasi itu.

Empat meter sebelum mencapai warung, Dayu biasanya mulai mengandeng tangan Lara dengan kuat. Ia setengah menarik gadis kecil itu agar berjalan cepat mengiringi langkah kakinya. Lara tidak pernah protes.

Tatapan mata perempuan di warung itu juga kerap membuat Lara takut. Genggaman tangan Dayu dipahaminya sebagai isyarat lain. Kalau tidak jalan sambil bersembunyi di bawah jilbab besar Dayu, Lara kerap berlari mendahului Dayu. Lara kerap terenggah-enggah menunggu Dayu di ujung gang.

“Maaf kan Ibu ya, Nak,” sambil menyeka keringat di kening gadis kecilnya, Dayu berbisik demikian. Tatapan mata sipit dan tulus milik Lara menjadi jawaban atas setiap bisikannya.

Sementara di luar gang kecil itu, Dayu justru selalu membiarkan Lara berjalan sendiri. Dayu ikut terhibur ketika melihat gadis kecil itu dengan lincah melompat, berlari, menari, dan mengeluarkan bunyi-bunyi tidak jelas dari bibir mungilnya.

Lara sepertinya suka menari. Kalau sudah bergoyang, rambut ikalnya ikut bergerak mengikuti hentakan kakinya, yang membuat alunan irama untuknya sendiri.

Seandainya ada jalan alternatif lain yang bisa Dayu tempuh untuk keluar dari gang itu, sudah pasti akan Dayu  pilih untuk menghindari situasi yang dihadapinya setiap pagi.

Ia pikir dengan pindah ke kota kecil ini akan membawa kehidupan dan situasi yang lebih baik untuknya dan Lara. Nyatanya kemana pun ia pergi, cibiran dan fitnah tak pernah lepas dari kehidupannya.

Translate »