Friday, April 19, 2024
Home > Literasi > Cerita > Surga yang Menyiksa

Surga yang Menyiksa

Semakin hari, Asri semakin lupa diri. Aliran kas masuk toko busana muslim usaha satu-satunya keluarga ini menjadi tidak sehat. Apalagi setelah musibah yang menimpa Asrul. Ia terjatuh di kamar mandi ketika mendengar Sari merengek minta makan. Waktu itu Bi Inah sedang membeli kebutuhan dapur di pasar, sementara Asri istrinya masih asyik bersolek di kamar hias yang dibuat khusus beberapa tahun terakhir.

Insiden terjatuh di kamar mandi itu membuat Asrul harus kehilangan fungsi sebagian anggota tubuhnya. Ia sudah berobat ke mana-mana. Dokter mengatakan bahwa Asrul terkena stroke ringan. Penyakit itulah yang menjadi sebab Asrul harus sering lebih banyak beristirahat. Sementara urusan toko pakaian usaha keluarga sepenuhnya dikelola Asri.

*

Sudah dua minggu Asri meninggalkan rumah. Tanpa kabar dan tiadak ada pesan. Asrul sangat khawatir meski untuk alasan uang rasanya tidak mungkin wanita itu terlantar. Semua buku tabungan dan kartu ATM milik mereka dipegang Asri.

Di pagi yang mendung, ketika Asrul duduk di depan toko bersama Sari anak semata wayangnya, mereka dikejutkan dengan kedatangan dua perempuan tak dikenal. Dua orang itu langsung saja menyalami Asrul. Di depan toko pakaian yang sekaligus menjadi rumah mereka itu memang tidak ada pagar. Hanya di samping bangunan ada tanaman jenis bumbu-bumbuan yang dirawat Bi Inah.

Tamu Asrul bukan orang sembarangan. Dua wanita ini memperkenalkan diri sebagai aktivis pada lembaga perlindungan anak dan perempuan. Asrul mengajak keduanya ke dalam. Di dalam toko di lantai bawah memang ada ruangan yang disekat khusus cukup untuk menerima tamu sampai empat orang.

Sari membuntuti Asrul sembari tak berhenti mengajak kedua perempuan sebaya ibunya itu berbicara. Yang diajak bicara juga meladeni. Senang sekali kelihatannya anak kecil ini mendapatkan teman ngobrol baru.

Di ruang tamu ukurang 3 x 4 tiga orang dewasa duduk dan terlibat obrolan serius. Anak kecil yang dari tadi berceloteh sudah asyik dengan boneka di tangannya. Tak dihiraukannya lagi pembicaraan orang-orang tua di dekatnya itu

Wajah Asrul terlihat mulai tegang. Naik turun jakunnya mengimbangi dua wanita di depannya berbicara. Dia semakin sering menarik napas dalam.

Pembicaraannya dengan dua tamunya itu beranjak semakin serius.Wanita paruh baya yang duduk di sebelah kanan, menghadapnya, mengabarkan Asri terjaring razia BNN (Badan Narkotika Nasional). Bersama temannya, Asri tertangkap saat sedang berpesta narkoba di sebuah aprtemen di kota tidak jauh dari tempat tinggal Asrul. Lima laki-laki dan lima perempuan diringkus polisi dalam penggerebekan yang dilakukan dini hari kemarin.

Translate »