Friday, April 19, 2024
Home > Literasi > Opini/esai > Tradisi Panjat Pinang: Merayakan Kemerdekaan atau Melecehkan Kemanusiaan?

Tradisi Panjat Pinang: Merayakan Kemerdekaan atau Melecehkan Kemanusiaan?

Tradisi Panjat Pinang

Bila demikian, ini berarti masyarakat pribumi masa itu tidak memandang panjat pinang ini sebagai penjajahan, melainkan sebuah perjuangan untuk mempertahankan hidup. Bisa jadi masyarakat pribumi masa lalu menggunakan filsafat jawa nrimo, bahwa segala sesuatu sudah ada yang mengatur maka masyarakat selalu merasa bersyukur dan memandangnya dari sisi positif bahwa panjat pinang adalah simbol perjuangan untuk bertahan hidup.

Lantas, masyarakat yang katanya sudah sangat paham sejarah panjat pinang – yang hingga kini masih dendam pada sejarah karena dianggap lelucon bagi orang-orang Belanda – bukankah mereka belum move on dari sejarah? Sebab selalu ada sisi positif yang bisa diambil dari kegiatan negatif sekalipun. Buktinya, selama perayaan kemerdekaan, tradisi panjat pinang selalu ada hingga masa kini. Kebanyakan masyarakat menganggap tradisi ini sebagai hiburan yang dapat menghilangkan rasa penat saat menontonnya.

Perbedaan sudut pandang dari berbagai pihak yang pro dan kontra adalah wujud bahwa di Indonesia banyak sekali perbedaan. Meskipun berbeda, ingatlah bahwa kita tetap satu jua. Kita adalah Indonesia yang satu dan teguh.

Lalu, Bagaimana dengan Sahabat Puan? Termasuk yang pro atau yang kontra? Meski berbeda pendapat, kita harus selalu rukun ya! Merdeka.

Translate »