Friday, April 19, 2024
Home > Kupas > Pesan Harmoni dan Kebhinekaan Waisak 2562/2018

Pesan Harmoni dan Kebhinekaan Waisak 2562/2018

Dari segi kepanitiaan, perayaan Waisak se Sumatera yang telah dua tahun ini di pusatkan di candi Muaro Jambi, melibatkan tidak hanya umat Budha tetapi juga warga lokal dan masyarakat umum lainnya beserta jajaran pemerintahan daerah Provinsi Jambi dalam hal ini di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jambi. Mereka yang terlibat ini berasal dari beragam agama, suku dan golongan.

Candi Muaro Jambi sendiri dipilih sebagai lokasi pusat kegiatan Waisak selama dua tahun itu karena pertimbangan aspek sejarah dan budaya. Kompleks percandian yang membentang hingga ratusan hektar ini dan ditasbihkan sebagai yang terluas di Asia Tenggara,  merupakan peninggalan dari kerajaan Sriwijaya pada ribuan tahun yang lalu. Pada masanya candi Muaro Jambi merupakan pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan agama Budha di Asia.

Hal tersebut diatas dapat dibuktikan dari banyaknya penelitian, temuan kerja arkeologi yang memberikan fakta keterkaitan candi Muaro Jambi dengan beberapa situs dunia yang serupa seperti di Nalanda India misalnya. Juga terkait dengan catatan perjalanan Itsing yang berasal dari cina yang menyinggung tentang keberadaan candi Muaro Jambi pada masa kerajaan Sriwijaya.

Sejak ditemukannya pada tahun 1824 oleh Crooke yang berkebangsaan Inggris, candi Muaro Jambi terus dilakukan upaya pembenahan, ekskavasi hingga pelestarian. Bahkan kabar terkahir mencoba diajukan untuk dicatat sebagai salah satu warisan duni ke badan PBB UNESCO (United Nations Education Scient and Culture Organization). Saat ini pemerintah dan masyarakat setempat sedang giat memajukan candi Muaro Jambi sebagai ikon pariwisata provinsi Jambi.

Tidak hanya ketika Waisak sebenarnya, pada hari-hari biasa beberapa umat Budha juga kerap melakukan peribadatan di candi Muaro Jambi. Mereka yang melakukan peribadatan ini tidak hanya berasal dari Jambi dan sekitarnya, namun juga dari negara-negara Asia yang tertarik akan keberadaan candi Muaro Jambi.

Momentum perayaan Waisak sejak dua tahun itu selain dijadikan agenda perayaan keagamaan, kini juga dikemas sebagai agenda pariwisata yang menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung ke candi. Dan ini telah terbukti ampuh, sebab pada tahun ke dua wisatawan lokal terutama yang terdiri dari berbagai agama, ras dan suku datang saat perayaan Waisak.

Mereka para pengunjung tersebut secara bersama-sama dengan umat Budha menanti detik-detik Waisak dan momen pelepasan seribu lampion. Bahkan di akhir acara, mereka juga ikut menerbangkan lampion dan berfoto bersama dengan para pemuka maupun umat Budha yang hadir tanpa memperdulikan simbol pakaian yang mereka pakai, muslim maupun agama lainnya dan Budha bersama saling menjaga di perayaan Waisak.

Translate »