Shafa nama panggilan akrabnya. Usianya belum genap sepuluh tahun, namun perempuan cilik ini telah memiliki pengalaman mendaki gunung tertinggi di Indonesia, di antaranya yaitu gunung Kerinci, Merbabu dan Binaiya. Bahkan ia tak puas hanya mendaki tiga gunung tersebut, rencananya empat gunung tertinggi lainnya akan ia taklukkan dalam waktu dekat bersama sang bunda dan ayah yaitu gunung Cartenz, Lati Mojong, Rinjani dan Bukit Raya.
Siswi kelas empat Sekolah Dasar (SD) Citra Nusantara School Jambi ini memiliki pengalaman mendaki gunung sejak umur tujuh tahun. Gunung Papandayan merupakan gunung pertama yang didakinya bersama sang bunda dan ayah pada akhir tahun 2016 lalu. Saat itu sang bunda hanya berupaya untuk memperkenalkannya pada alam, namun ternyata ia sangat menyukainya. Padahal ketika pendakian kakinya sempat luka tersandung akar pohon.
Tentang pengalaman pertamanya ketika mendaki gunung Papandayan, sang bunda dalam akun media sosialnya menuliskan bahwa anak perempuan semata wayangnya ini tidak hanya mendapat luka di kaki demi mencapai puncak gunung. Ia juga didera rasa capek, nafas yang cukup lumayan ngos-ngosan. Akan tetapi ia tetap menunjukkan semangat yang membara. Bahkan sebuah tanjakan yang teramat terjal mampu dilaluinya tanpa mengeluh apalagi merengek. Beberapa tanjakan lain pun ia lewati sendiri tanpa bantuan.
Begitulah, perempuan cilik yang juga pecinta kucing ini akhirnya sangat menikmati perjalanan mendaki gunung dan juga ke tempat-tempat wisata lainnya. Terpublikasi di akun media sosial sang bunda, sejak itu ia mulai mencoba mendaki gunung Gede yang kemudian dilanjutkan dengan tiga gunung tertinggi sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Perjalanaannya ini membawanya lebih dekat ke alam, mengenal budaya, tempat serta bertemu dengan banyak orang dari berbagai daerah.
Pada kesempatan wawancara dengan Puan.co, ia pun mengungkapkan bahwa pengalaman mendaki yang paling berkesan baginya adalah ketika mendaki gunung Binaiya di kepulauan Seram, provinsi Maluku sekitar bulan April lalu. Gunung dengan ketinggian 3.027 mdpl ini memiliki medan yang cukup sulit, berlumpur, terjal, tanjakan curam, berbatu licin dan tajam hingga harus menyusuri jurang, demikian ulas sang bunda.
Akan tetapi pemandangan di gunung Binaiya justru membuatnya jatuh cinta, gembira dan terkesima. Di gunung inilah pertama kali ia melihat puluhan kunang-kunang yang mengintip dari balik dedaunan. Ia juga menyaksikan di alam terbuka hamparan bintang-bintang yang bertaburan seperti bukit berlian di langit luas. Meneguk air yang sungguh jernih dari sungai yang ditemui hingga mandi melepas penat. Bahkan sempat seperti berjalan diatas pelangi ketika pelangi muncul di sekitar Binaiya.