Halaman: 1 2
Dalam rangkaian Festival Ramadan 1439 H, Rumah Seni Asnur menggelar Lomba Baca Puisi Islami pada 6 Juni 2018 pukul 10.50 WIB. Pendaftaran lomba ini telah dibuka sejak 18 Mei – 5 Juni 2018. Lomba Baca Puisi Islami Tingkat Umum ini dibuka untuk usia dua belas tahun ke atas.
Naskah puisi telah dipersiapkan oleh panitia dan diberikan kepada peserta saat pendaftaran. Beberapa naskah puisi yang dibacakan peserta lomba bersumber dari buku antologi puisi Marhaban Ya Ramadan dan Doa Seribu Bulan. Kedua buku antologi tersebut merupakan terbitan Perkumpulan Rumah Seni Asnur yang memuat puisi-puisi karya penyair Asean.
“Puisi-puisi yang dilombakan adalah karya Ahmadun Yosi Herfanda, Rida K. Liamsi, Asrizal Nur, Jose Rizal Manua, Yeni Fatmawati, Ibnu ‘Abdir-raheem, Firdaus HN, Faridah Bestari, Widuri, Mohm. Rosli Bakir, Norazimah Abu Bakar, Muhamad HM, Irawan Sandhya Wiraatmaja, dan Lily Siti Multatuliana,” ujar Anin ketua panitia
Lomba ini diikuti oleh 35 peserta. Yang bertindak sebagai juri adalah Ical Vrigar (Deklamator puisi dan dramawan) dan Jose Rizal Manua (penyair dan sutradara teater). Kedua dewan juri merupakan profesional di bidangnya, keduanya merupakan jawara-jawara pembacaan puisi di tanah air. Para peserta yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa berasal dari Jabodetabek.
“Lomba kali ini tidak banyak pesertanya, selain dari Depok, peserta juga ada yang dari Jakarta dan Bogor,” ucap Anin lagi.
Seni membaca puisi pada dasarnya adalah seni komunikasi. Perlombaan ini menggunakan metode baru, yakni setiap peserta membaca puisi yang telah pilihannya. Setelah selesai membaca, setiap peserta kemudian berkesempatan memilih satu puisi lagi secara acak yang disediakan panitia dan dibacakan di hadapan juri.
“Yang menjadi penilaian dalam perlombaan ini meliputi penafsiran atau interpretasi sejauh mana pemahaman peserta terhadap puisi yang dibacakannya,” ujar Jose Rizal Manua. Selain penafsiran yang menjadi penilaian, penghayatan, unsur vokal (suara) dan penampilan adalah hal yang juga penting dalam penilaian.
Tepat tengah hari, kegiatan lomba dihentikan sejenak untuk menunaikan ibadah salat zuhur, lalu dilanjutkan kembali pukul 13.00 WIB. Memasuki sesi ini, peserta masih tampak antusias dan bersemangat. Rocky Fernandes, peserta lomba dari SMAN 44 Jakarta, mengaku senang bisa mengikuti Lomba Baca Puisi Islami ini. “Ini merupakan ketiga kalinya saya ikut lomba baca puisi,” ucap lelaki berkacamata yang juga gemar menulis puisi ini. “Namun, selama ini hanya menulis di buku saja dan belum pernah dipublikasikan,” imbuhnya.