Halaman: 1 2
Kita tahu bahwa untuk masalah minat baca, Indonesia menempati peringkat yang rendah di dunia. Membaca, masih merupakan hal yang eksklusif bagi masyarakat Indonesia. Budaya membaca hanya dimiliki oleh individu, atau golongan masyarakat tertentu di negara ini. Tidak semua orang di dalam masyarakat Indonesia memiliki kesadaran untuk membaca, apalagi menulis.
Padahal, membaca memiliki banyak manfaat bagi perkembangan individu dan masyarakat. Tidak hanya memperkaya pengetahuan, membaca pada dasarnya melatih nalar serta logika dalam banyak hal, jika asupan informasi dari buku yang kita baca itu beragam sifatnya. Di sisi lain, membaca juga memperkenalkan kita pada beragam kosakata, imajinasi, bahkan perasaan kemanusiaan yang berperan untuk memperkaya kejiwaan kita.
Tanpa perilaku membaca yang baik, seseorang akan bertumbuh dengan pemahaman yang kurang terhadap isu-isu sosial kemasyarakatan. Apalagi ketika mengemukakan pendapat terhadap isu-isu tersebut, akan cenderung tanpa melalui proses nalar serta logika yang baik. Sehingga yang terjadi kemudian, yaitu menjadi individu yang berdebat dengan kekosongan logika serta nalar, dan hanya mengandalkan kekerasan verbal semata.
Apalagi jika melihat trend di abad digital hari ini, terlihat jelas sekali di media sosial individu yang tidak memiliki perilaku membaca yang baik. Mereka cenderung berdebat tanpa arah, juga mudah terprovokasi oleh arus informasi palsu yang menyesatkan dalam segala hal. Akhirnya, media sosial kebanyakan hanya menjadi sarana penyebar kebencian, tindakan kriminal, serta aktivitas yang justru membunuh nalar dan logika serta kemanusiaan melalui kata-kata.
Untuk itu, diperlukan upaya menumbuhkan minat baca di masyarakat Indonesia sejak dini. Upaya ini dapat dilakukan melalui keluarga, karena keluarga adalah benteng paling dasar. Ibu dapat mengambil peran dalam hal ini, apalagi hari ini banyak ibu rumah tangga yang memiliki bekal pendidikan memadai, sudah sangat jarang sekali ditemui ibu rumah tangga yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah.
Akan sangat disayangkan, jika seorang ibu rumah tangga dengan bekal pendidikan memadai, tidak dapat mendorong minat baca kepada anak-anaknya. Sebab, dari pengalaman saya yang hanya memiliki seorang ibu dengan pendidikan setaraf sekolah menengah, saya justru telah didorong memiliki minat baca sejak dini. Beruntungnya, ibu saya memang memiliki ketertarikan dengan perilaku membaca buku. Meskipun dia tidak bertumbuh di dalam keluarga yang mendorongnya untuk membaca dan mencintai buku.
