Thursday, November 6, 2025
Home > Literasi > Resensi > Penolakan Ryunosuke Akutagawa terhadap Realitas

Penolakan Ryunosuke Akutagawa terhadap Realitas

Penolakan Ryunosuke Akutagawa terhadap Realitas

Baca juga: Ketika Modernitas Datang dan Tradisi Belum Ditinggalkan

Ketiga, Di dunia Kappa, betina-betina Kappa sangat mendominasi. Anggota dewannya kebanyakan Kappa betina. Dalam permasalahan cinta, Kappa jantan sampai sembunyi karena takut dikejar-kejar Kappa betina yang agresif. Selain itu, gara-gara Kappa betina putus cinta dengan seekor Berang-Berang, Kaum Berang-berang menyerbu dunia Kappa (perang dunia antarhewan). Kappa jantan juga sangat tunduk terhadap betinanya, seperti si Kapitalis Gael – ia memang menguasai petinggi parpol yang sedang naik daun – juga menguasai petinggi beberapa media cetak. Meskipun begitu, ia lebih dikuasai istrinya. Seorang pendeta di dunia Kappa juga menceritakan bahwa Kappa pertama yang diciptakan adalah Kappa betina. Sementara di dunia nyata, khususnya negara kita, meskipun feminisme telah ada, tetap saja kaum wanita yang ada di parlemen tidak sebanyak di dunia Kappa. Juga dalam sejarah, belum ada gara-gara perempuan, negara kita lantas perang terhadap negara lain.

Keempat, masalah penamaan. Dalam dunia Kappa, nama-nama tokohnya paling banyak dua suku kata, namun didominasi satu suku kata. Bag si Kappa petani, Chrack si Kappa dokter, Lab si mahasiswa, Mag si filsuf, Hakim Pep, sang musikus Craback, si kapitalis Gael, dan lain-lain. Coba bandingkan di dunia manusia! jarang sekali kita menemukan nama yang demikian singkat. Kelima, di dunia nyata, para lelaki kebanyakan lebih tertarik mencari teman hidup yang cantik untuk memperbaiki keturunan. Di dunia Kappa justru berbeda. Lihat saja cuplikan spanduk di dunia Kappa berikut ini yang penuh satire!

KALAU ANDA KAPPA YANG SEHAT, KAWINLAH DENGAN KAPPA YANG KURANG SEHAT UNTUK MELENYAPKAN KEJAHATAN-KEJAHATAN KETURUNAN! (halaman 17).

Keenam, Jika di kehidupan manusia ada banyak jenis keyakinan, maka agama di dunia Kappa bernama modernisme. Yang mereka sembah adalah pohon kehidupan yang terdiri atas pohon kebaikan (berwarna emas) dan pohon kejahatan (berwarna hijau). Orang-orang suci dalam agama mereka adalah orang-orang yang memuja dunia – yang patungnya dipajang di sepanjang kuil-kuil suci yang boleh dimasuki siapa saja. Misalnya, Strindberg, Tolstoi, Wagner, Nietzsche, dan Dappo Kunikida. Makhluk Kappa memang sangat memuja kehidupan dunia, berbeda dengan manusia beragama yang lebih percaya pada ilahiah dan kehidupan di akhirat.

Keunikan cerita sangatlah menarik, hanya saja karena buku terjemahan ini dulu pernah diterbitkan PT Pustaka Jaya pada 1975, setelah dialihkan ke KPG tampaknya langsung dicetak saja tanpa ada editor atau penyelia bahasa. Kentara sekali bahasa-bahasa pada zaman tersebut yang kini sudah mengalami perubahan masih ada. Padahal, bahasa bersifat dinamis. Alangkah baiknya dari pihak KPG mengedit naskah kembali sebelum terbit.

Translate »